Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelar Rapat Penyusunan Bahan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Suporter Olahraga Profesional di Hotel Ambhara, Jakarta, Senin (15/7/2025). Kegiatan ini mengusung tema "Suporter Cerdas, Tim Berkualitas" sebagai bagian dari upaya pembinaan olahraga profesional di Tanah Air.
Jakarta: Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelar Rapat Penyusunan Bahan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Suporter Olahraga Profesional di Hotel Ambhara, Jakarta, Senin (15/7/2025). Kegiatan ini mengusung tema "Suporter Cerdas, Tim Berkualitas" sebagai bagian dari upaya pembinaan olahraga profesional di Tanah Air.
Rapat dibuka langsung oleh Deputi Bidang Pengembangan Industri Olahraga Kemenpora, Raden Isnanta. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa potensi besar masyarakat Indonesia, termasuk para suporter, perlu dikelola secara tepat untuk mendukung pertumbuhan industri olahraga.
"Suporter tumbuh, ekonomi tumbuh. Saya yakin media memiliki peran besar dalam proses edukasi ini," ujar Isnanta.
Asisten Deputi Olahraga Profesional Kemenpora, Yusup Suparman, dalam laporannya menyampaikan bahwa penyusunan bahan KIE ini diharapkan menjadi pijakan awal menuju kualitas suporter yang lebih baik.
Turut hadir sebagai narasumber dalam rapat ini antara lain Eko Nugroho (BPHN Kementerian Hukum), Adi Nugroho (Head of Infrastructure Safety and Security PSSI), Akmal Mahali (LSM Save Our Soccer), serta Budiman Dalimunthe dari PT Liga Indonesia Baru (LIB). Setiap narasumber memberikan paparan yang akan diformulasikan oleh tim perumus sebagai bahan komunikasi edukatif bagi suporter.
Tenaga Ahli Menpora Bidang Hubungan Antar Lembaga, Raden Slamet Santoso, yang hadir sebagai keynote speaker, juga menyampaikan arahan dari Menpora Dito Ariotedjo terkait pengembangan industri olahraga nasional.
"Yang terpenting adalah bagaimana industri olahraga bisa memberi kontribusi ekonomi nyata bagi masyarakat," ungkapnya.
Rapat ini menyoroti berbagai aspek penting seperti peran negara dalam pengelolaan suporter, pentingnya kehadiran SLO (Supporter Liaison Officer) di klub-klub, serta kebutuhan akan program yang memberi ruang eksistensi positif bagi para suporter.
Hubungan antara klub dan suporter dinilai sangat kompleks, menggabungkan loyalitas, emosi, identitas, hingga kepentingan ekonomi. Ketika dikelola dengan baik, hubungan ini akan menjadi fondasi kuat bagi kesuksesan jangka panjang industri olahraga, khususnya sepak bola di Indonesia. (uc)