Komitmen Indonesia dalam memperkuat potensi industri olahraga melalui pendidikan jasmani diwujudkan dalam kegiatan “Implementasi Kemitraan ASEAN dan Jepang dalam Promoting Physical Education Teacher Education (PETE)” yang digelar Deputi Bidang Pengembangan Industri Olahraga, Kemenpora pada Selasa (22/7/2025) di Hotel California, Bandung, Jawa Barat. Acara ini dihadiri para guru sekolah olahraga di wilayah Jawa Barat.
Bandung – Komitmen Indonesia dalam memperkuat potensi industri olahraga melalui pendidikan jasmani diwujudkan dalam kegiatan “Implementasi Kemitraan ASEAN dan Jepang dalam Promoting Physical Education Teacher Education (PETE)” yang digelar Deputi Bidang Pengembangan Industri Olahraga, Kemenpora pada Selasa (22/7/2025) di Hotel California, Bandung, Jawa Barat. Acara ini dihadiri para guru sekolah olahraga di wilayah Jawa Barat.
Acara dibuka secara resmi oleh Plh. Asisten Deputi Promosi dan Kemitraan Global Olahraga, Yayan Rubaeni. "Ini juga menandai langkah strategis dalam implementasi kerjasama olahraga Indonesia di tingkat ASEAN dan Jepang", ujar Yayan.
Agenda utama menghadirkan narasumber inspiratif, salah satunya Hilda Himawati, Guru Penjas SMA Negeri 1 Batujaya Purwakarta yang juga Director of Asian Society for Adapted Physical Education and Exercise 2025-2026, yang mengupas materi tentang pentingnya membangun pendidikan dan pelatihan guru olahraga (QPETE) yang inklusif dan berkelanjutan.
Dalam pemaparannya, Hilda menekankan strategi membangun program pendidikan jasmani dengan konsep pengembangan profesional berkelanjutan (Continuous Professional Development) melalui tiga pilar yaitu acculturation, pre-service (professional socialization), dan in-service (organizational socialization). “Penting bagi kita membekali guru penjas agar mampu menularkan semangat mencintai olahraga pada siswa, sehingga olahraga menjadi bagian utuh dari gaya hidup sehari-hari pelajar Indonesia,” ujarnya.
Mengapa mendorong guru olahraga menjadi motor gaya hidup sehat itu krusial? Data dari World Health Organization (WHO) dan laporan European Commission Sport and Physical Activity Tahun 2023 membuktikan bahwa negara-negara dengan tingkat partisipasi olahraga tinggi, seperti Swedia yaitu 66 persen dan Norwegia yaitu 70 persen, tidak hanya memiliki masyarakat yang lebih sehat, tetapi juga industri olahraga yang kuat dan kontribusi nyata terhadap ekonomi nasional.
Industri olahraga di Amerika Serikat, misalnya, menyumbang sekitar 2 persen dari PDB nasional dan menciptakan jutaan lapangan kerja—didorong oleh budaya olahraga yang tumbuh dari sekolah-sekolah. Desain Besar Olahraga Nasional juga menargetkan partisipasi aktif olahraga masyarakat Indonesia bisa mencapai 70 persen pada 2045, salah satunya dengan penguatan peran guru olahraga sebagai pionir di lingkungan sekolah.
Kegiatan kemitraan ASEAN dan Jepang ini menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dalam memperluas jejaring global dan memperkuat peran guru olahraga sebagai agen perubahan. Melalui kolaborasi regional, pengetahuan mutakhir dan pengalaman lintas negara dapat diadaptasi untuk membangun ekosistem pendidikan jasmani yang inklusif dan berdaya saing. Langkah ini diharapkan mampu menghasilkan generasi muda yang mencintai olahraga, menyehatkan bangsa, sekaligus menopang kemajuan industri olahraga nasional.(tb)