Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Standardisasi, Akreditasi, Sertifikasi Keolahragaan.

Sebagai upaya untuk menjaga kualitas produk barang ataupun jasa secara efisiensi, Standardisasi adalah penyesuaian bentuk (ukuran, kualitas, dan sebagainya) dengan pedoman (standar) yang telah ditetapkan.

Manfaat yang dapat dirasakan dari menerapkan standar diantaranya adalah meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk barang ataupun jasa, mutu lebih terjamin, produktivitas organisasi meningkat, motivasi dan moral para pegawai juga akan meningkat, dan akan berdampak terhadap peningkatan nilai organisasi.

Sedangkan Sertifikasi adalah kegiatan penilaian kesesuaian yang berkaitan dengan pemberian jaminan tertulis dan telah memenuhi sebuah regulasi yang telah di tetapkan.

Rabu, (29/03), Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga melalui Asisten Deputi Standardisasi, Akreditasi, Sertifikasi, Prasarana dan Sarana Olahraga menyelenggarakan Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Standardisasi, Akreditasi, Sertifikasi Keolahragaan.

Bertempat di Lor'in Sentul Hotel Bogor Jawa Barat, kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Plt. Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, R. Isnanta dengan didampingi Asisten Deputi Standardisasi, Akreditasi, Sertifikasi, Prasarana dan Sarana Olahraga, Anwar,

Menghadirkan 2 narasumber yakni Asisten Deputi Bidang Agama, Kesehatan, Pemuda dan Olahraga, Sekretariat Kabinet RI, Teguh Supriyadi dan Direktur Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi, Badan Standardisasi Nasional, Fajarina Budiantari;

Dalam pertemuan ini, kedua Narasumber tersebut memperoleh kesempatan untuk dapat memberikan pemahaman tentang perlunya sebuah sertifikasi dan peran lembaga sertifikasi di dalam organisasi.

"Dalam perkembangan olahraga, sebuah Sertifikasi sangatlah dibutuhkan. Baik itu sertifikasi terkait Sarana dan Prasarana, Tenaga Keolahragaan maupun Pembinaan bagi Olahragawan muda potensial. Setiap sertifikasi yang telah ada haruslah terus diperbaiki dan diperbaharui mengikuti perkembangan kondisi sosial dan budaya masyarakat yang ada. Pembinaan setiap cabang olahraga, terutama 14 Cabang Olahraga DBON harus memiliki sertifikasi, dan harus memiliki Lapangan Latihan dan Lapangan Bertanding, mengingat masih banyaknya lapangan tanding dan latih yang tidak memenuhi standar."

Kami berharap, agar para Narasumber dapat terus membimbing dan dari pertemuan ini akan menghasilkan sebuah rumusan terbaik yang dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan sebuah Regulasi." Terang Plt. Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, R. Isnanta dalam penyampaian sambutan dan arahannya.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Asisten Deputi Olahraga Masyarakat, Hj. Suryati; Praktisi dan Pakar Olahraga; Bidawi Hasyim, Timy dan Bayu.(bw)