Akan Ditutup Hari Ini, FORNAS NTB 2025 Sukses Menjadi Panggung Sportivitas dan Panggung Ekonomi Kerakyatan

Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) ke-VIII tahun 2025 di Nusa Tenggara Barat (NTB) bukan hanya ajang perayaan olahraga dan kreativitas, tapi juga menjadi penggerak ekonomi daerah. Setelah berlangsung selama lima hari, ajang ini rencananya akan resmi ditutup pada hari ini (1/8) dengan tema pesta rakyat di lapangan eks Bandara Selaparang, Mataram, NTB.

Akan Ditutup Hari Ini, FORNAS NTB 2025 Sukses Menjadi Panggung Sportivitas dan Panggung Ekonomi Kerakyatan Salah satu cabor yaitu senam kreasi yang digelar oleh Ikatan Olahraga Senam Kreasi Indonesia (IOSKI) di Mall Epicentrum Lombok. (Dok: ltf)

Mataram: Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) ke-VIII tahun 2025 di Nusa Tenggara Barat (NTB) bukan hanya ajang perayaan olahraga dan kreativitas, tapi juga menjadi penggerak ekonomi daerah. Setelah berlangsung selama lima hari, ajang ini rencananya akan resmi ditutup pada hari ini (1/8) dengan tema pesta rakyat di lapangan eks Bandara Selaparang, Mataram, NTB.

Deputi Bidang Pengembangan Industri Olahraga Kemenpora, Raden Isnanta, direncanakan juga akan menghadiri acara penutupan tersebut. Namun sebelumnya, Isnanta turut menyaksikan salah satu cabang olahraga yang menyedot perhatian publik, yaitu senam kreasi yang digelar oleh Ikatan Olahraga Senam Kreasi Indonesia (IOSKI) di Mall Epicentrum Lombok. Lokasi pusat perbelanjaan yang disulap menjadi venue kompetisi, menjadi magnet bagi pengunjung, sekaligus membuka peluang besar bagi pelaku UMKM dan sektor jasa.

"FORNAS bukan hanya sebagai ajang unjuk kreativitas, unjuk prestasi, tetapi juga mendongkrak roda ekonomi, baik peningkatan pendapatan dari sisi transportasi, penginapan, tempat wisata dan juga UMKM di Nusa Tenggara Barat,” ujar Raden Isnanta.

Diperkirakan, perputaran uang dari pelaksanaan FORNAS VIII mencapai Rp800 miliar, yang mencakup transaksi dari sektor kuliner, fesyen, transportasi, perhotelan, hingga destinasi wisata lokal. Hal ini menunjukkan bahwa olahraga masyarakat bukan sekadar sarana kebugaran, namun juga menjadi katalis ekonomi yang konkret.

"Dengan venue di tengah-tengah mall, menyedot kehadiran ratusan antusias peserta dan penonton sangat tinggi. Ini menjadi hiburan dan daya tarik tersendiri, dengan perpaduan gerakan yang dinamis dan musik yang sangat menghibur bagi pengunjung mal,” tambah Isnanta.

Sementara itu, Panitia IOSKI, Amalya Avryana, menyebutkan bahwa cabang senam kreasi tahun ini diikuti oleh 310 peserta dari 24 provinsi. Mereka berkompetisi dalam 14 kategori lomba, baik perorangan maupun beregu.

"Untuk kategori beregu, satu tim terdiri dari lima orang. Namun khusus untuk beregu tingkat mahasiswa, hanya tiga orang per tim,” jelas Amalya di sela-sela kegiatan.

Lantunan musik energik dan kostum berwarna-warni menambah semarak kegiatan. Di sisi lain, venue Epicentrum pun tampak seperti panggung festival ekonomi rakyat. UMKM kuliner dan fashion mencatat lonjakan transaksi selama gelaran berlangsung, membuktikan bahwa olahraga mampu menggerakkan ekonomi berbasis komunitas.

Kesuksesan NTB sebagai tuan rumah dinilai menjadi tolok ukur positif dalam penyelenggaraan ajang serupa di masa mendatang. Penataan ruang dan fasilitas yang memadai untuk setiap cabang olahraga masyarakat menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam mengintegrasikan olahraga, budaya, dan ekonomi lokal.

Dengan berakhirnya FORNAS 2025, antusiasme mulai mengarah ke Sulawesi Tengah, yang akan menjadi tuan rumah FORNAS IX pada 2027. FORNAS tidak lagi hanya menjadi panggung sportivitas, tetapi juga panggung ekonomi kerakyatan yang nyata.(ltf/uc)

BAGIKAN :
PELAYANAN