Kejuaraan sepak bola usia dini paling bergengsi di Indonesia, Indonesia Grassroot Championship Cup 2025 Seri Nasional, resmi dimulai pada Sabtu (26/7) dan akan berlangsung hingga Minggu (27/7). Turnamen ini mempertemukan tim-tim kelompok usia U-10, U-12, dan U-14 dari berbagai penjuru Indonesia dalam rangkaian pertandingan yang sarat makna pembinaan, semangat sportivitas, serta dampak ekonomi bagi daerah penyelenggara.
Solo: Kejuaraan sepak bola usia dini paling bergengsi di Indonesia, Indonesia Grassroot Championship Cup 2025 Seri Nasional, resmi dimulai pada Sabtu (26/7) dan akan berlangsung hingga Minggu (27/7). Turnamen ini mempertemukan tim-tim kelompok usia U-10, U-12, dan U-14 dari berbagai penjuru Indonesia dalam rangkaian pertandingan yang sarat makna pembinaan, semangat sportivitas, serta dampak ekonomi bagi daerah penyelenggara.
Ajang yang digelar di tiga lokasi yaitu Lapangan Kota Barat, Lapangan Banyuanyar, dan Lapangan Karangasem Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah ini dibuka secara resmi oleh Ambar Basuki, Perencana Ahli Madya dari Deputi Pengembangan Industri Olahraga Kemenpora, didampingi Ketua Panitia Indonesia Grassroot Championship Cup 2025, Rinadian.
Turnamen tahun ini menghadirkan sekitar 2.500 orang yang terdiri dari atlet, pelatih, masseur, orangtua, dan tenaga pendukung lainnya. Menurut panitia, estimasi perputaran ekonomi dari kegiatan ini mencapai Rp15 miliar, menjadikannya tidak hanya ajang pembinaan prestasi tetapi juga penggerak ekonomi lokal, terutama sektor perhotelan, transportasi, kuliner, dan UMKM sekitar lokasi pertandingan.
Event grassroot semacam ini perlu makin ditumbuhkan di Indonesia karena amat strategis dlm mendongkrak angka partisipasi olahraga karena terjadi pelibatan banyak anak, orang tua, masyarakat, dan sponsor. Partisipasi yang tinggi akan berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi, salah satunya melalui olahraga usia dini.
Event semacam ini ditingkat internasional bahkan sudah menjadi kekuatan industri pariwisata, seperti yang dilaksanakan di Swedia melalui Gothia Cup. Setiap tahun Swedia kedatangan tamu lebih dari 100 negara. China melakukan langkah bagus dgn gelar Gothia China Cup yang diikuti oleh lebih 40 negara. Tak kalah berbagai event sepakbola usia muda lainnya seperti Singa Cup, Trengganu Cup, Spanyol, dan lain-lain.
Indonesia punya potensi besar menggelar event internasional usia muda, karena Indonesia punya basis masa penggemar bola terbesar didunia. Rintisan ini telah dilakukan di Bali melalui IFC (Internasional Football Championship) yang akan dihadiri beberapa akademi sepakbola mancanegara.
Namun demikian tetap gelaran sepakbola usia dini atau usia muda tingkat nasional seperti IGC ini harus terus ditumbuhkan agar lebih meningkatkan pariwisata olahraga domestik dan tentunya makin memberi peluang tumbuhnya UMKM.
Meski diikuti oleh hampir seluruh provinsi di Indonesia, perwakilan dari Maluku dan Maluku Utara absen dalam edisi kali ini. Salah satu peserta yang menarik perhatian adalah Akademi Persib Cimahi Bandung, yang belum lama ini menjuarai Gothia Cup di Swedia. Pada babak penyisihan pertama kelompok usia U-12, Akademi Persib Cimahi harus puas bermain imbang 1-1 melawan SSB Puma Sukoharjo dari Jawa Tengah.
Turnamen ini juga menjadi ajang seleksi dan pembinaan jangka panjang. Para pemenang dari kompetisi ini rencananya akan dikirim mewakili Indonesia ke kejuaraan internasional Kuala Lumpur Cup. Sebagai catatan, tahun sebelumnya panitia telah mengirimkan perwakilan ke ajang King’s Cup di Thailand, membuktikan komitmen berkelanjutan terhadap pengembangan sepak bola usia dini di tingkat global.
Acara penutupan akan dilaksanakan pada Minggu, 27 Juli 2025, dan direncanakan akan dihadiri oleh Wali Kota Solo, Kapolda, serta perwakilan dari Deputi Pengembangan Industri Olahraga Kemenpora, sekaligus melakukan prosesi penyerahan piala kepada para juara.(luk/tb)