Makassar: Pengamat sepak bola Mohamad Kusnaeni meminta operator kompetisi sepak bola profesional di Indonesia untuk mengevaluasi kebijakan larangan suporter tamu atau away.
Makassar: Pengamat sepak bola Mohamad Kusnaeni meminta operator kompetisi sepak bola profesional di Indonesia untuk mengevaluasi kebijakan larangan suporter tamu atau away.
Hal itu disampaikan Kusnaeni saat menjadi narasumber dalam acara KIE Suporter Sepak Bola di Red Corner Cafe, Makassar, Selasa (26/8/2025).
"Operator kompetisi bersama PSSI memang punya kewenangan membuat aturan soal penonton. Itu instrumen pengendalian untuk memastikan pertandingan terlaksana dengan aman dan nyaman," kata Kusnaeni yang akrab disapa Bung Kus.
Istilah suporter away merujuk pada para pendukung tim sepakbola yang melakukan perjalanan ke stadion lawan untuk mendukung langsung tim kesayangannya saat bertanding di markas tim lawan (laga tandang). Istilah ini diambil dari kata "away days" yang populer di budaya suporter sepakbola dunia.
Suporter away dianggap sebagai bentuk loyalitas tinggi karena mereka rela menempuh jarak jauh, mengorbankan waktu, tenaga dan biaya hanya demi memberi dukungan timnya bertanding di stadion lawan.
Sayangnya, di Indonesia, praktik mendukung tim secara langsung di laga tandang sering menghadapi kendala seperti izin kepolisian, risiko rivalitas yang tinggi, serta peraturan liga-terutama setelah adanya beberapa insiden yang menyebabkan beberapa liga melarang suporter away dalam beberapa musim terakhir demi keamanan event sepakbola nasional.
Bung Kus juga menekankan agar larangan away tidak boleh diberlakukan seragam untuk semua. "Harus ada parameter yang jelas supaya pembatasan ini efektif dan adil," tegasnya.
Salah satunya, kata Kusnaeni, bisa dilihat dari rekam jejak perilaku suporter. "Kelompok suporter yang memang tidak bisa berlaku tertib, wajar dilarang away. Tapi suporter yang rekam jejaknya bagus, tentu merasa diperlakukan tidak adil kalau dilarang away," ujarnya.
Kusnaeni juga mendorong operator kompetisi bekerja sama dengan Polri. "Polisi punya data soal rekam jejak suporter. Kalau Polri merekomendasikan suporter tamu tak boleh hadir, berlakukan larangan. Tapi kalau menurut Polri aman, kasih kesempatan suporter tamu datang. Jadi, pembatasannya selektif," jelasnya.
Ia optimistis langkah ini bisa jadi proses edukasi. Suporter akan sadar kalau perilaku mereka tertib, hak mereka untuk mendukung tim kesayangan di kandang lawan tidak akan dibatasi.
Acara ini dibuka oleh Deputi Bidang Pengembangan Industri Olahraga Kemenpora Raden Isnanta dan dihadiri belasan kelompok suporter PSM, perwakilan PSSI, PT I.League selaku operator kompetisi, serta Polda Sulsel.(sc/tb)