Solo : Ajang 48th Asian Schools Football U-18 Competitions 2024 telah berakhir di hari Jumat, 8 November 2024, dengan Thailand keluar sebagai juaranya. Ajang ini sejatinya ada bukanlah untuk semata berkompetisi, melainkan ada misi persahabatan dan perdamaian internasional melalui olahraga. Indonesia menjadi tuan rumah kali ini sejatinya pun menggantikan Iran, yang mengundurkan diri sebagai calon tuan rumah ke-48 ajang ini.(8/10).
Solo : Ajang 48th Asian Schools Football U-18 Competitions 2024 telah berakhir di hari Jumat, 8 November 2024, dengan Thailand keluar sebagai juaranya. Ajang ini sejatinya ada bukanlah untuk semata berkompetisi, melainkan ada misi persahabatan dan perdamaian internasional melalui olahraga. Indonesia menjadi tuan rumah kali ini sejatinya pun menggantikan Iran, yang mengundurkan diri sebagai calon tuan rumah ke-48 ajang ini.(8/10).
Ini merupakan kali ke-7 Indonesia menjadi tuan rumah bagi penyeleggaraan ajang setingkat Asia ini. Dan merupakan kali ke-2 bagi Kota Solo dipercaya untuk menjamu para delegasinya. Sekretaris Jenderal Badan Pembina Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (BAPOPSI), dr Bayu Rahadian mengapresiasi kepada penyelenggara yang telah memberikan pelayanan terbaik bagi para tamu negara ini.
“Tentunya kami dari Badan Pembina Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia apresiasi luar biasa kepada penyelenggara/ organizing committee. Bahwa penyelenggaraan untuk 48th Asian Schools Football U-18 Championships 2024 ini luar biasa. Ini juga sudah hampir tidak terselenggara semenjak covid. Trakhir pun juga di Batakan Indonesia juga. Tahun ini juga seharusnya negara lain. Kami dari Indonesia Sports Schools Council (BAPOPSI) dalam hal ini mengambil alih untuk menyelenggarakan. Secara keseluruhan sampai dengan hari ini menurut kami cukup baik. Kalau boleh dibandingkan dengan tempat lain sebenarnya kita tidak kalah dari segi penginapan, akomodasi, dan lain-lain. Kita pernah merasakan di tempat lain, dan ini salah satu turnamen Asian Schools Football U-18 Competitions yang cukup baik.”
Negara peserta yang berkompetisi tahun ini memang jumlahnya minim, dikarenakan kalender akademik yang beragam di masing-masing negara. Namun tidak mengurangi kualitas pertandingan yang disajikan.
“Awalnya memang secara kepesertaan sebenarnya ini sudah di akhir penghujung tahun, mendekati libur. Jadi sebenarnya yang antusias awalnya justru Arab Saudi dan juga dari Qatar, kemudian mungkin karena administrasi dan kalau tidak salah jadwal akademiknya yang tidak cocok, termasuk Singapur, tidak bisa mengirimkan pesertaannya untuk ikut di turnamen Asian Schools Football U-18 Championships 2024 Ini. Tapi secara keseluruhan ini pertandingan yang luar biasa.” Lanjut Analis Kebijakan Ahli Utama Kemenpora ini.
Senada dengan pernyataannya, Pemain Thailand bernomor punggung 18, Pattarapon Boonmee merasa nyaman berada di Kota Solo, Indonesia. “Sejak hari pertama saya datang, Kota Solo sangat ramah dan akomodasinya sangat nyaman. Makanannya memiliki citarasa yang eksotis. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada negara ini karena telah merawat kami dengan sangat baik.”
Pujian pun datang dari Tiongkok. Adalah DENG JINQI, pesepak bola asal Tiongkok bernomor punggung 21 yang mengapresiasi Kota Solo yang dinilainya sangat ramah. “Selama 9 hari ini, sejak kami tiba di Kota Solo, Indonesia, kami disini merasa sesama Asia bisa saling bertukar budaya, sepak bola, juga kompetitisi, dan juga saling berkembang. Terhadap Kota Solo, masyarakat disini sangat welcome terhadap kami, dan juga memasak masakan khas setempat. Meskipun, berbeda makanan khasnya dengan negara kami, tetapi yang ditampilkan adalah semangat dan budaya dari etnik setempat, dan ini semua dapat dirasakan oleh kami. Berharap kedepannya, bisa dapat datang kembali Kota Solo, Indonesia, agar sesama kita dapat rukun dan peduli satu sama lain. Saya berharap Tiongkok dan Indonesia kedua negara ini menjadi sahabat dekat.”
Berakhirnya ajang Asian Schools Football U-18 Championships 2024 ini menyisakan harapan yang digantungkan kepada para peserta. Terlebih bagi sepakbola tanah air sebagaimana disampaikan Sekjend BAPOPSI menutup wawancaranya di Stadion UNS, “Yang terpenting buat pelajar adalah sesering mungkin kita melakukan turnamen-turnamen seperti ini. Mereka biasa bertanding dengan bangsa yg lain, biasa berkompetisi. Karena memang mereka di faseny adalah training to compete. Bagaimana mereka menghargai atau merasakan seperti apa kompetisi itu. Jadi tidak semata-mata menang dan kalah tapi feel untuk berkompetisi itu adalah yang paling penting. Ini kan under 18 ya,masih berkembang. Kita tentunya mengharapkan secara nasional dari Indonesia sendiri, harapan kita tentunya pemain-pemain inilah yang nanti akan jadi pilar di tim nasional di kemudian hari.”(wes).