Kementerian Pemuda dan Olahraga melaksanakan Forum Konsolidasi dan Koordinasi Mitra Strategis Industri Olahraga (Expert Forum) di Hotel Ambhara Jakarta pada 22 Juli 2025. Mengangkat tema "Urgensi KBLI dalam Mendongkrak PDB Industri Olahraga", kegiatan dihadiri oleh mitra strategis terkait diantaranya Badan Pusat Statistik (BPS), Kemenko Perekonomian, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Direktorat Jenderal Pajak, BPJS Ketenagakerjaan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan RI, dan Kepolisian Negara RI.
Jakarta: Kementerian Pemuda dan Olahraga melaksanakan Forum Konsolidasi dan Koordinasi Mitra Strategis Industri Olahraga (Expert Forum) di Hotel Ambhara Jakarta pada 22 Juli 2025. Mengangkat tema "Urgensi KBLI dalam Mendongkrak PDB Industri Olahraga", kegiatan dihadiri oleh mitra strategis terkait diantaranya Badan Pusat Statistik (BPS), Kemenko Perekonomian, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Direktorat Jenderal Pajak, BPJS Ketenagakerjaan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan RI, dan Kepolisian Negara RI.
Asdep Olahraga Profesional Kemenpora Yusup Suparman dalam laporan pembukaan mengapresiasi kehadiran para mitra strategis Kemenpora. "Hari ini kita konsolidasi dan koordinasi untuk melihat bagaimana posisi Kemenpora dan juga peran instansi lainnya dalam mengembangkan industri olahraga. Juga mengenai usulan penyempurnaan KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) dari Kemenpora", ungkapnya.
Kegiatan dibuka oleh Tenaga Ahli Menpora Bidang Hubungan Antar Lembaga, Raden Slamet Santoso. Dalam sambutannya Slamet menyampaikan bahwa kontribusi olahraga di sektor ekonomi nasional menjadi salah satu tujuan besar Kemenpora saat ini melalui Deputi Pengembangan Industri Olahraga. "Sport is the global language of the world. Sehingga dibutuhkan kerjasama dalam bentuk komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi mitra strategis, seperti yang kita laksanakan hari ini", ucap Slamet.
"Ketidakjelasan klasifikasi pada KBLI membuat pelaku industri olahraga menjadi sulit berkembang yang menyebabkan PDB (Produk Domestik Bruto) belum optimal", tambahnya.
Staf Khusus Menpora Bidang Kerjasama dan Kebijakan Strategi, Hasintya Saraswati, menyampaikan arahan Menpora terkait pengembangan Industri Olahraga. "Industri Olahraga menjadi penting untuk dikembangkan secara sistematis dan terukur. Hal ini tercermin dalam program kerja Asta Cita 4, yaitu memberikan insentif dan kemudahan perizinan bagi kompetisi olahraga dan kesenian serta memberikan keringanan pajak bagi klub-klub olahraga. Inilah yang menjadi tujuan kita", imbuhnya.
Selama expert forum berlangsung, setiap mitra strategis yang hadir diberikan waktu untuk menyampaikan materi terkait peran masing-masing instansi dalam mendukung pengembangan industri olahraga. Forum berlangsung hangat dan saling terbuka. Pembahasan dimulai oleh Badan Pusat Statistik yang saat ini sedang membahas 53 kode usulan KBLI dari Kemenpora. Fakta menarik adalah selama ini KBLI tentang olahraga ada yang tidak diampu oleh instansi manapun. Sehingga kehadiran Deputi Bidang Pengembangan Industri Olahraga di Kemenpora pada tahun 2025 benar-benar menjadi titik balik.
Penyusunan KBLI olahraga bukan sekadar klasifikasi, tetapi langkah mendasar dalam membangun ekosistem industri olahraga nasional yang terstruktur, terukur, dan berdaya saing. Kemenpora menginginkan tata kelola industri olahraga yang lebih mudah namun tetap sesuai standar, sehingga kemudian tujuan Kemenpora untuk mendongkrak PDB (Produk Domestik Bruto) Industri Olahraga, yang merupakan salah satu indikator untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara, dapat terwujud.(uc/tb)